Seiring dengan semakin meningkatnya perhatian pemerintah terhadap
profesi guru, terlebih lagi dengan adanya program sertifikasi guru, maka
perbincangan tentang guru tidak akan pernah berhenti dan selalu menarik
serta aktual. Zaman dahulu profesi ini seakan-akan dicibiri, namun kini
justru berubah 180 derajat, profesi ‘oemar bakri’ ini justru semakin
diminati dan ‘dicemburui’. Hampir setiap hari di media massa kita dapat
membaca good news, best news, atau bad news
tentang profesi yang satu ini, baik yang berhubungan dengan sertifikasi
guru, pengangkatan guru honorer, penilaian terhadap guru bersertifikat,
maupun berita tentang kasus-kasus yang menimpa guru.
Dengan meningkatnya status profesi guru, maka berimplikasi pada
pembuktian bagi semua guru untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa
mereka betul-betul bisa menampilkan sosok guru yang profesional dan
berkompeten. Guru yang menjadi idaman, teladan sekaligus panutan para
peserta didik. Satu diantara sekian banyak tuntutan yang harus
dibuktikan oleh guru adalah kreatifitasnya dalam mengajar.
C.P. Chaplin dalam buku Kamus Lengkap Psikologi (1999: 117)
menyatakan bahwa kreatif artinya penggunaan atau upaya memfungsikan
kemampuan mental produktif dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah,
atau upaya pengembangan bentuk-bentuk artistik dan mekanis, biasanya
dengan maksud agar orang mampu menggunakan informasi yang tidak berasal
dari pengalaman atau proses belajar secara langsung, akan tetapi berasal
dari perluasan konseptual dari sumber-sumber informasi tadi. Pengertian
ini mengandung makna bahwa kreatif berkaitan erat dengan pengembangan
dan perluasan dari asal atau bentuknya yang asli.
Dengan demikian guru kreatif adalah guru yang selalu berusaha untuk
mengembangkan dan memperluas proses pembelajaran yang selama ini
dianggap statis dan baku. Guru kreatif adalah guru yang anti kemapanan,
ia punya ide-ide cerdas dan brilian dalam meningkatkan mutu pendidikan,
memiliki keingintahuan yang besar dalam mencoba, menemukan dan meneliti
sesuatu yang dapat mendongkrak kualitas pembelajarannya.
Guru kreatif ibarat air yang mengalir. Bila di suatu tempat dibendung
atau dihambat supaya tidak jalan, air itu akan berbulak-belok ke arah
lain untuk mencari celah-celah sehingga bisa dilalui. Seberat apapun
permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan, bagi guru kreatif selalu
berusaha mencari berbagai alternatif atau solusi pemecahan masalahnya.
Apabila solusi yang satu mentok, maka dicari solusi yang lain, begitulah
seterusnya, sehingga permasalahan tersebut bisa diatasi dengan baik dan
tuntas.
Guru kreatif tidak terbawa oleh irama guru lain yang stagnan. Guru
kreatif tertarik akan sesuatu yang baru dan bersifat positif. Bila guru
lain hanya mengajar dengan satu metode dan atau satu media, maka guru
kreatif menggunakan multi/variasi metode dan atau multi/variasi media.
Guru kreatif bukanlah guru yang datang ke sekolah menyampaikan materi
pelajaran saja. Ia tidak peduli apakah materi itu dipahami oleh peserta
didik atau tidak, yang penting baginya adalah transfer of knowledge, sementara transfer of value-nya
diabaikan. Guru kreatif bukanlah guru yang selesai mengajar diteruskan
dengan ngerumpi atau ngobrol-ngobrol tak karuan sambil balakecrakan
makan-makan di kantin sekolah atau di kantor. Yang diobrolkan oleh para
guru kreatif adalah perbincangan atau tema yang aktual dan up to date
yang menjurus pada bagaimana mutu pendidikan ini bisa ditingkatkan
pencapaian keberhasilannya. Guru yang selalu berdiskusi dengan
teman-temannya membicarakan bagaimana cara meningkatkan kompetensi
keguruannya (kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan
sosial).
Guru kreatif jarang mengeluh atau tidak pernah berkeluh kesah tentang
kehidupan pribadi dan keluarganya di depan kelas, justru mereka
seringnya memuaskan hati anak didiknya dengan tetap tampil fresh,
menarik, menyenangkan, dan selalu punya spirit untuk memberi bukan
meminta. Pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru kreatif adalah
pendekatan student centered (terpusat pada peserta didik), bukan teacher centered
(terpusat pada guru). Ia senantiasa memberi kesempatan seluas-luasnya
pada peserta didik untuk mengembangkan potensinya. Guru kreatif memberi
kemudahan atau fasilitas pada anak didiknya untuk berkreatifitas. Guru
kreatif membuat peserta didik menjadi kreatif. Peserta didik menjadi
kreatif salah satunya karena terdorong oleh pengamatan mereka yang
melihat gurunya kreatif.
Guru kreatif punya dinamika (dinamis), senang akan perubahan dan selalu
terpacu untuk berubah. Firman Allah SWT dalam Surat Ar-Ra’du ayat 11 (…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaanyang ada pada diri mereka sendiri…) senantiasa menjadi motivasi untuk merubah diri. Dirinya mempunyai sebuah prinsip: “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini”.
Guru kreatif senang membaca ‘tanda-tanda zaman’ dan senantiasa
mencermati laju perkembangan zaman. Buku, majalah, koran, dan televisi
menjadi ‘makanan’ sehari-harinya. Tentunya media-media tersebut
penggunaan dan pemanfaatannya dilakukan secara selektif, tidak taken all tanpa
pemilahan. Guru kreatif tidak terbawa oleh efek negatif dari pesatnya
perkembangan IPTEK. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang
positif diresponnya dengan melakukan sesuatu yang positif pula. Ia
melek teknologi (Metek), tidak gagap teknologi (Gaptek). Adanya internet
dijadikan sarana oleh dirinya untuk memperluas wawasan, sebagai sumber
pengayaan referensi, sehingga guru kreatif mempunyai ilmu pengetahuan
yang luas dan sikap yang luwes (fleksibel).
Akhirnya, guru kreatif adalah guru yang berlomba-lomba dalam kebaikan (ber-fastabiqul khairaat), bukan guru yang berlomba-lomba dalam kemungkaran (ber-fastabiqul munkaraat).
Semoga kita, khususnya para guru, termotivasi untuk menjadi guru
kreatif. Meskipun sudah menjadi guru kreatif, tetaplah kita rendah hati
(tawadhu) dan selalu ingin berbagi (sharing), menularkan dan
mendakwahkan ilmu serta pengalamannya kepada orang lain sehingga
termasuk manusia yang menurut sabda Rasul SAW: “Khairun Naasi Anfa’uhum Linnaasi”. Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar